MENGHADAPI
POLA BISNIS ERA MODERN
Muhammad Farras Alfitra
15.61.0059
Jurusan
Infotmatics Technology
S1 BCIT-02
STMIK AMIKOM
Yogyakarta
2016
Abstrak
Karya
tulis ilmiah yang berjudul MENGHADAPI POLA BISNIS ERA MODERN. Artikel ini
membahas mengenai lingkungan bisnis yang akan dihadapi para Entrepreneur muda
pada era Modern.
Penulisan
Karya Ilmiah ini bertujuan untuk mengingatkan para Entrepreneur muda untuk
sadar bahwasannya keadaan lingkungan bisnis masa sekarang ini sudah mengalami perbedaan
dengan pola lingkungan bisnis yang terbentuk pada masa-masa sebelumnya.
Banyak aspek-aspek baru yang perlu menjadi perhatian
lebih lanjut oleh kawan-kawan yang ingin memulai menjadi entrepreneur muda.
Era modern yang menciptakan kompleksitas baru pada
pola pusaran bisnis dan biasa dikenal masyarakat dengan istilah Globalisasi.
Bahkan
akibat Globalisasi membuat pola pikir masyarakat umum berubah melihat bisnis di
era sekarang ini seakan-akan berubah dan mengalami evolusi dari bisnis
tradisional menjadi bisnis modern.
Padahal pada
realitanya bisnis yang dijalankan masyarakat tetap sama namun aspek-aspek
pendukung didalamnya yang mulai terpengaruh oleh Globalisasi.
Pola Bisnis Era Modern
Bagaimana solusi terbaik menghadapinya?
Secara bahasa definisi bisnis
adalah hubungan antara suatu organisasi atau personal yang merupakan penjual
maupun pembeli barang atau jasa dengan pihak lain (organisasi atau personal
lain) untuk mendapatkan laba.
Dalam bisnis banyak faktor
pencapaian yang dituju para pelaku bisnis namun yang paling utama tentunya
adalah laba (keuntungan) tetapi ada faktor utama yang biasanya dianggap remeh
pelaku bisnis padahal hal tersebut merupakan faktor penting dan sangat
berdampak besar pada eksistensi faktor utama pertama.
Faktor penting tersebut yakni
“Survive”
“Survive” yang berarti daya tahan kelangsungan bisnis tersebut
menghadapi aspek-aspek permasalahan yang ada.
Keuntungan tanpa adanya daya tahan kelangsungan bisnis itu hal yang
tidak mungkin terjadi. (Menurut Dr. Abidarin Rosidi, M.Ma)
Kelangsungan bisnis sebagai daya tahan menghadapi
aspek aspek permasalahan menjadi faktor yang rumit di era Globalisasi ini
terutama bagi pelaku-pelaku bisnis yang tidak melihat perubahan lingkungan
bisnis disekitarnya.
Lingkungan bisnis modern
memiliki warna lain yang harus dilihat para pelaku bisnis baru dibanding dengan
lingkungan bisnis sebelumnya untuk pelaku bisnis lama hal tersebut juga merubah
pola yang sudah berlangsung.
Padahal merubah pola atau kebiasaan bukan merupakan
hal mudah karenanya banyak di era sekarang ini bisnis-bisnis yang tidak
menyesesuaikan dengan keadaan lingkungan yang dihadapinya terancam mengalami
gulung tikar usaha atau dengan kata lain bangkrut.
Lingkungan bisnis modern yang memiliki kompleksitas seharusnya dapat
dimanfaatkan entrepreneur era sekarang untuk mengembangkan usaha bisnisnya. Aspek-aspek
untuk bertahan pada pola bisnis era Modern:
(i) Pertama pemikiran pelaku bisnis.
Pelaku bisnis harus memiliki pemikiran visioner pada
pengembangan bisnisnya sebagai salah satu pemanfaatan era modern tentunya
sangat berkaitan dengan Globalisasi dimana segala jenis usaha atau dapat
dikenal dan diakses lebih mudah.
Muncul peluang bisnis baru dari pengembangan bisnis sebelumnya mulai
dari jasa pengantaran, jasa saran,dll.
Pemikiran visioner dapat memunculkan banyak
pengembangan dari peluang bisnis di masa sebelumnya karena era Globalisasi yang
merubah hubungan terhadap konsumen menjadi lebih dekat dan terbuka.
Oleh karenanya pemikiran visioner dapat memanfaatkan perubahan pola
modern menjadi peluang usaha bisnis baru pengembangan yang bisnis sebelumnya.
(ii) Kedua pemasaran serta sasaran bisnis.
Entrepreneur harus
melihat sasaran bisnis untuk menentukan strategi bisnis yang akan dipilih untuk
mengembangkan bisnisnya. Pada era sebelumnya sasaran untuk pemasaran dalam
lingkup wilayah yang kecil hanya kedaerahan, namun sekarang sasaran bisnis
dapat menasional bahkan hingga mendunia padahal tanpa mengeluarkan biaya
pemasaran yang besar.
Seperti perubahan pada
era sebelumnya untuk mempromosikan suatu produk bisnis pelaku bisnis harus
memasang billboar dan banner di pinggir jalan umum, pemasangan iklan melalui
surat, media cetak, dll.
Namun sekarang produk dari para pebisnis dapat dipasarkan dengan baik
hanya bermodal smartphone dengan jaringan internet dan sosial media.
Mulai dari produk makanan hingga jasa dapat memanfaatkan pola pemasaran
dengan internet. Contohnya semisal mulai dari tukang cukur yang dapat mempublikasikan
hasil karyanya melalui sosial media, promosi cafe, restaurant, dll dengan blog.
Pola pengembangan sasaran promosi sudah berubah akibat dampak modern yang
merubah lingkungan bisnis sekitar kita.
(iii) Ketiga sarana usaha bisnis
Sarana atau fasilitas sangat
menunjang pengembangan bisnis namun di era modern yang saat ini fasilitas untuk
usaha bisnis mengalami perubahan besar dibanding era-era sebelumnya.
Pelaku bisnis sudah
tidak lagi memerlukan tempat luas sebagai display produknya. Internet dapat
menjadi etalase toko terbesar di dunia dan dapat dilihat dengan mudah oleh
masyarakat umum.
PELUANG BARU
Saat Internet dapat dengan mudah diakses semua orang tentunya kita
dapat melihat ada banyak diri kita lainnya di luar sana yang akan memanfaatkan
fasilitas ini dan tentunya akan menambah jumlah pesaing.
Tentunya kita harus memiliki skill yang lebih
dibanding yang lain. Semisal saat semua orang dapat membuat blog tapi hanya
seglintir orang yang dapat membuat blog lebih efisien dan menarik.
Saat promosi di sosial media yang sepertinya sudah menjamur namun hanya
seglintir yang memiliki iklan detail dan jujur.
Keuntungan Google adsense sebagai titipan pengiklanan
dapat memberikan tambahan pendapatan juga. Tapi akun yang kita buat harus
detail dan memiliki validitas yang baik.
SARAN
Saat berbisnis di era modern dan internet bukan lagi menjadi hal baru
sebagai solusi pengembangan karena internet sudah dimiliki setiap manusia
tetaplah berikan nilai kebaikan humanis manusia di dalamnya sebagai nilai lebih
bisnis tersebut agar tetap bertahan di era selanjutnya.
REFERENSI
Suyanto, M. 2001. Everyone Can Become A Succesful Entrepreneur. Yogyakarta:
Andi Yogyakarta