Rabu, 15 Februari 2012

Cerita di Balik Ganja di Indonesia

Pembaca blog yg terhormat setelah lama memutar balik otak mencari ide buat bikin post akhirnya saya dapet (bukan dapet dateng bulan) tapi dapet ide bikin (bukan bikin aneh-aneh). Malah ribet ngomongnya maklum ya baru memasuki fase akhir labil jadi berbau labil dikit. Lanjut, saya mau cerita tentang tindakan institusi penegakan hukum di Indonesia, negara kebanggan saya. Sebenernya saya nggak mau menceritakan ini karena judul blog saya pemandangan hidup dari seorang bocah tapi kalau nggak ngepost hal ini (aslinya udah kepepet daripada nggak ada yg ditulis). Dibaca ajalah tapi dalam blog ini saya tidak berniat menyinggung atau lainnya jadi fan fan aja brur.
Dimulai dari foto ini:
Kalian yg nggak tau ini daun tanaman apa ? ini namanya daun tanaman ganja atau biasa dikenal mariyuana atau apalah penyebutannya tergantung daerah masing-masing. Tanaman ini termasuk golongan depresan karena bisa menurunkan kerja fungsi otak. Penjelasan ilmiahnya cari sendiri. balik ke inti post.

Indonesia merupakan negara yg memiliki iklim dan kontur tanah yg berpotensi untuk digunakan sebagai ladang ganja brur (berasa ahli geologi). Dari foto dibawah ini membuktikan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia merupakan lokasi strategis jika digunakan sebagai ladang ganja, istilahnya asal ada tanah bisa tumbuh ganja.











Makanya brur karena ada istilah tadi sering dilakukan sidak-sidak atau penggrebekan di daerah-daerah yg terkenal sebagai pusat ladang ganja di negeri ini, namun disayangkan karena dari penggrebekan yg dilakukan biasanya hanya ditemui barang bukti saja, sementara si empunya seakan udah tau kalau mau digrebek. Jadi si empunya tinggal cabut aja sebelum digrebek.

Bahkan ladang ganja disamping yg menurut artikel yg saya baca seluas sekitar 3-4 hektar ini udah ditinggal cabut si empunya, oleh hal tersebut petugas yg memiliki kewenangan melakukan sidak mengisi kekecewaan dengan narsis-narsisan atau maen peta umpet (saya bingung dia ngapain) di ladang ganja tersebut secara jika dirupiahkan nilai seladang tanaman ganja ini bisa mencapai angka miliaran rupiah brur.

Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat pihak penegak hukum dan instansi terkait di sektor-sektor daerah penghasil ganja, untuk memberantas peredaran tanaman yg merusak generasi muda ini.
Seperti para penegak hukum dan instansi pemerintah terkait yg bergotong-royong menyita berton-ton ganja milik si empu tak bernama dengan susah payah dan perjuangan karena selain berat, daerah ladang ganja biasanya di daerah perbukitan terjal yg cukup curam. Jadi jalan nggak bawa apa-apa aja susah apalagi bawa segepok tanaman gitu. Karenanya kita harus salut dengan perjuangan mereka.

Tetapi hal yg sangat ironi tetap saja ada entah karena kurangtau atau belum diberitau atau disengaja atau mungkin inilah hal yg bisa dibilang kebodohan.
Saya jelaskan, tapi sebelumnya kita semua harus bangga dengan usaha para instansi terkait namun mungkin, besok-besok mereka tidak mengulanginya.
Bisa dilihat dari foto di samping setau saya jika melakukan pemusahan barang bukti berupa zat psikotropika (ganja) biasanya lebih ditekankan di daerah tertutup atau di dalam tungku tertutup.
Karena menurut pengetahuan dari buku pelajaran (IPA SMP bab zat psikotropika dan adiktif) penggunaan ganja biasanya dibakar dalam bentuk menggantikan fungsi tembakau pada rokok, secara kalau dibakar di ruang terbuka gini, bukannya pemusnahan malah bisa dibilang pesta ganja bareng-bareng, tinggal hirup nafas aja udah make ganja semua brur.

Untung dari foto disamping masih ada 1 yg make masker brur tapi buat yg lain mereka nahan nafas nggak ya ? kalau nggak ya buat pengalaman aja nyoba dikit-dikit.


Terinspirasi oleh tayangan berita di sebuah stasiun televisi swasta.

Tidak ada pihak yg dicemarkan namanya dalam post ini, saya anak 14 th yg sedang memasuki fase akhir labil hanya melihat pemandangan hidup. Sekian, terimakasih. rajin-rajin baca blog saya ya brur.

Minggu, 12 Februari 2012

Bola Kaki dan Embel-Embelnya

Buat para pembaca blog gue yang masih bisa dihitung jari, gue mau cerita tentang sebuah pengalaman pribadi tapi bukan seperti curhat atau perilaku cengeng lainnya, hanya cerita biasa namun ini pengalaman yang bisa dibilang sedikit random, yaitu saat lagi pulang bareng temen gue namanya ridwan, gue ceritain pake alur maju aja ya brur jadi baca dulu baru dong judul ceritanya. Dimulai ketika kami selesai ekstrakulikuler berenang. Gue sama temen gue namanya ridwan baru mau keluar dari tempat parkir dan hendak mengambil barang titipan di loket masuk, biasa brur takut ilang kalau ditinggal renang walaupun barang titipannya cuman dompet sebiji isinya cuman kertas 6 ribu rupiah, logam 5 biji 500an dan nggak kalah pentingnya hp berkaret biar chasing nggak copot (dengan merk dan seri disamarkan). Lanjut, setelah mengambil barang-barang pusaka, ridwan sama gue langsung cabut kerumah ridwan, mau nganter dia pulang dulu. Baru dua blok dari tempat parkir kolam renang (pake kata blok soalnya kalau pake kata kampung terkesan kurang gahol), ridwan memulai percakapan ringan, ridwan: ras. gue: yap ? ridwan: sekarang PSIM tanding kan ? (PSIM=klub sepakbola kebanggaan jogja) farras: iya wan gue tadi diajak temen gua nonton. kompak kami berdua: (melihat kelangit) terlihat mendung dan sedikit gerimis. farras: kayaknya bakal nggak beres wan (maksudnya hujan/mau ada hal negatif, ambigu) ridwan: ayo pake mantrol aja. farras. oke. Lalu kami turun dari motor dan memakai mantrol, setelah selesai kami melanjutkan perjalanan pulang. Diperjalanan hujan malah tambah deras. Kembali terjadi percakapan ringan. farras: untung pake mantrol. ridwan: iya, ras jangan salah jalan lagi (kebiasaan buruk gue biasa nggak pernah hafal jalan) farras: beres. Setelah melewati perempatan titik nol jogja gue lurus, emang nggak salah jalan tapi gue baru nyadar ini jalan menurut buku pemetaan supporter termasuk jalur merah. Baru selesai mikir dari  depan kami udah ketemu satu batalion Brajamusti (salah satu kelompok supporter fanatik PSIM) dengan atribut lengkap. Kami kemudian berjalan pelan-pelan karena ingin cari aman namun dari belakang kami menyusul satu batalion Brajamusti yg lain.Gue sama ridwan pun akhirnya terjebak diantara mereka, daripada kalau diem aja kami malah diapa-apain gue sama ridwan punya ide gimana kalau ikut teriak-teriak sama nyanyi, kami pun malah menikmati bersama mereka secara mereka juga cuman seumuran kami jadi gampang nimbrungnya. Tetapi hal yg tidak diinginkan terjadi di perempatan jalan deket rumah sakit pku segrombolan Hongip (bahasa preman buat polisi) membuat formasi ditengah jalan dan menghentikan dua batalion Brajamusti bersama kami, para Hongip kemudian menggeladah para Brajamusti, gue sama ridwan udah bingung takut digeledah juga apalagi kami nggak punya SIM. Tapi untungnya yg digeledah cuman yg pake jersey sama atribut PSIM. Jadi gue sama ridwan merasa lega namun tanpa sadar dari belakang terdengar suara teriakan orang dan motor cukup menggelegar ada juga bapak-bapak yg memanggil polisi untuk menyuruh mereka menghentikan aksinya dan menggeledah mereka tapi setelah saya melihat kebelakang terlihat ratusan maident (kelompok supporter fanatik psim yg lain), bapak-bapak yg tadi langsung lari masuk sebuah toko, aku melihat ridwan dengan pandangan khawatir, ridwan pun pun juga secara maident memiliki record yg cukup membuat mental drop. Setelah mereka mendekat, segrombolan polisi bukannya menggeledah malah berlari dan berbicara pada HT nya karena para polisi hanya disamping gue, gue nguping terdengar ia meminta bantuan polisi PHH tril (polisi huru-hara yg pake motor tril) tapi dari arah samping terihat satu polisi pake tril malah berhenti di pos tak bergerak. Tak lama ratusan maident udah berada diantara gue sama ridwan, melihat orang-orang yg mimpin mereka dengan motor RX-king dan tatto sekujur lengan gue sama ridwan pun takut brur secara polisi aja lari apalagi kami dua pelajar polos, lugu, dengan kadar dosa yg berbeda (mau tak tulis tak berdosa tapi kayaknya nggak pantes). Tapi kacaunya lagi malah pemimpin nya ngeliatin gue sama ridwan, kami nggak salting brur tapi lebih parah lagi, rasanya air kencing udah mau keluar, keringat dingin, bulu-bulu berdiri semua nggak ada yg tidur, detik warna merah di traffic light kayaknya juga nggak berdetik berubah jadi hijau. Karena gue sama ridwan diantara mereka jadi cuman bisa memberanikan diri mengikuti arah mereka jalan apalagi kami takut kalau ada kontak fisik antara mereka dan polisi namun habis gue pikir-pikir nggak mungkin (secara polisinya aja kabur). Untungnya mereka ternyata sebenernya baik sama orang-orang dijalanan, mereka nggak ganggu cuman nyanyi-nyanyi aja sama meraung-raungkan motornya. Untungnya yg kedua mereka berbelok kekanan dan sebelah kiri formasi mereka longgar saat di perempatan berikutnya, jadi gue sama ridwan langsung tancap gas belok kekiri habis itu masuk gang menuju arah rumah ridwan. Habis nganter gue langsung pulang dan tak lupa lewat jalan tikus yg penting sampe rumah.
 Ini foto-foto mereka:
ketika ribuan supporter PSIM mengombak di Mandala

pertandingan derby jogja PSIM  >< PSS


fanatisme dukungan supporter PSIM


tragedi tembakan gas air mata di tengah-tengah pertandingan PSIM >< PSS



Malioboro jadi lautan biru manusia
Gue bangga sama PSIM apalagi suppoternya, gue berharap mereka bisa jadi supporter yg lebih dewasa, jadi kesenenangan dan fanatisme mereka nggak cuman disalurkan buat hal-hal negatif tetapi lebih kepada hal yg lebih memajukan klub tersebut.
Sebesar apapun Klub itu tetap tetap tidak terlihat tanpa Supporter yg Hebat.

Makasih buat yg udah baca cerita ini, maaf dari cerita ini ada adegan yg tidak ditulis karena ini kisah nyata sulit untuk dijelaskan, selain itu maaf kalau kata-katanya ada yg aneh atau ceritanya nggak jelas dan gue tidak mengambil gambar langsung hanya mengunduh dari goggle karena selain lagi nggak bawa kamera gue juga takut brur ngambil gambar.